PATUNG YANG MENAKJUBKAN DI PULAU PASKAH ( CHILI )

Pulau Paskah termasuk dalam wilayah negara Chili dan terletak di selatan Samudra Pasifik, diduga ditemukan pertama kali oleh orang-orang Polinesia pada tahun 400. Sekelompok suku yang dipimpin Hotu Matua. Mereka mengembangkan kebudayaan dan peradabannya sendiri secara menakjubkan. Kemudian terpecah menjadi dua suku besar yaitu Suku Kuping Panjang dan Suku Kuping Pendek.

Suku-suku ini dikenal mempunyai keahlian memahat dan mengukir, itu terlihat dari banyaknya patung batu pahatan berukuran raksasa [petroglyphs] yang tersisa di Pulau Paskah. Patung-patung yang tersisa di Pulau Paskah juga menggambarkan wajah berkuping panjang dan wajah berkuping pendek serta patung bertopi. Ini mungkin menggambarkan keturunan suku yang mendiami Pulau Paskah. "Patung-patung batu yang terdiri dari sedikitnya 3 varian itu diduga berkaitan erat dengan ritual pemujaan suku-suku yang mendiami Pulau Paskah. Masing-masing suku punya puluhan arca sendiri dengan ukuran yang begitu besar. Setiap kali terjadi perang antar suku, patung tersebut akan ikut menjadi sasaran penghancuran. 

PULAU PASKAH (CHILI)
PULAU PASKAH




Hingga kini patung-patung batu dan Pulau Paskah tetap menjadi misteri. Banyak versi yang mencoba memaparkan bagaimana dan apa yang terjadi di Pulau Paskah. Namun hal itu tetap menjadi kontroversi. Berdasarkan penelitian, patung batu itu terbuat dari dinding batu yang terdapat di gunung-gunung berapi yang berada di Pulau Paskah. Sedikitnya ada empat gunung di Pulau Paskah. Karena Pulau Paskah sendiri adalah pulau vulkano. Dikawah gunung api utama yang disebut Rano Raraku, masih terlihat jejak-jejak pembuatan patung. Disana ditemukan patung-patung yang terpahat di dinding batu gunung. Di sekitarnya tersebar 400-an patung yang belum selesai, hampir selesai, dan sudah selesai namun belum dipindahkan. Patung-patung setengah badan tersebar sampai ke kawasan tepi pantai. Masing-masing patung mempunyai berat rata-rata 30 sampai 50 ton, dengan tinggi 3 meter sampai 19 meter.



Selain itu menurut catatan sejarah yang tersisa dari suku ini selain patung-patung raksasa ada juga semacam "prasasti" yang dikenal sebagai Rongorongo. Naskahnya ditulis dalam bahasa Oceania. Berupa lambang gambar yang hingag kini belum bisa diuraikan maknanya. Namun peneliti bahasa asal Hungaria, Wilhelm atau Guillaume de Hevesy [1932] tertarik pada naskah Rongorongo Pulau paskah ini. Ia menemukan semacam persamaan karakter naskah Rongorongo dengan naskah dari peradaban prasejarah Lembah Indus di India. Ia menemukan sedikitnya 40 persamaan umum yang menghubungkan keduanya pada tanda atau segel dari Mohenjo-daro. "Diyakini Rongorongo berarti damai-damai. Diduga semacam dokumen perjanjian damai antara suku Kuping Panjang dan Suku Kuping Pendek yang berdiam di Pulau Paskah."

3 komentar:

gethuk mengatakan...

wah menarik banget nh postingnya..kapan ya bisa liat uth patung....bravo bt mr.earth

alex mengatakan...

thank you for sharing this good information

Kang Epot mengatakan...

nice post :)

Translate

Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German Spain Italian Dutch

Popular Posts